Dirut IBL Luruskan soal Perpindahan Satria Muda ke Bandung dan Status Prawira

SKOR.id - Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, meluruskan kesimpangsiuran soal pindahnya salah satu klub besar Jakarta, Satria Muda Pertamina, ke Bandung.
Ini menyusul banyaknya spekulasi muncul pasca pengumuman yang diungkap ke publik pada 4 Agustus lalu.
Ada yang menyebut Satria Muda saat ini adalah klub yang benar-benar baru, ada yang mencurigai langkah tersebut sebagai merger dengan Prawira Bandung - klub yang dulunya merepresentasikan Kota Kembang, hingga soal lisensi keanggotaan di IBL.
Kepada awak media, termasuk Skor.id, di Jakarta, Kamis (21/8/2025), Junas Miradiarsyah membeberkan semua kronologi perpindahan Satria Muda ke Bandung demi menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
"Jadi ada namanya PT ISV, punya lisensi, punya klub, namanya Satria Muda. Di sini, ada PT Mega Bintang, punya lisensi, punya nama Prawira. Nah, yang dibeli dan membeli adalah PT Mega Bintang, membeli merk dan asetnya Satria Muda, bukan PT-nya," kata Junas.
"Karena yang dibeli merek dan asetnya - asetnya itu pemain - kemudian karena mereknya ini sudah punya nama, sudah punya sejarah, ya otomatis sejarahnya juga melekat di namanya. Karena kan yang dibeli adalah mereknya ini, bukan PT, bukan lisensi," dia menambahkan.
Ini menjelaskan mengapa Satria Muda Pertamina Bandung masih dikenali sebagai juara 12 kali kompetisi basket Indonesia alih-alih menghapuskan sejarah tersebut.
Lalu, bagaimana dengan Prawira Bandung, klub yang sebelumnya dinaungi juga oleh PT Mega Bintang? Junas mengungkapkan bahwa juara IBL 2023 tersebut sudah dibubarkan.
"Tidak mungkin dia bisa beli ini (Satria Muda) nanti menjadi ada 2 klub. Nah, sebelumnya, itu klub yang namanya Prawira sudah dibubarkan oleh dia (PT Mega Bintang). Ini yang mungkin orang agak simpang siur," katanya.
"Klubnya (Prawira) sudah tidak ada, kemudian dibeli merknya (SM), maka PT Mega Bintang ini memiliki merk namanya Satria Muda. Kemudian, karena lisensinya di Bandung, dia logikanya menjadi Satria Muda di Bandung," lanjut Junas.
Terkait lisensi, Junas Miradiarsyah membenarkan bahwa Satria Muda Pertamina Bandung menggunakan lisensi yang dulunya milik Prawira.
Setelah membeli Satria Muda, PT Mega Bintang memutuskan untuk mengubah lisensi tersebut menjadi milik SM.
"Lisensi diubah nama atau tidak? Bisa. Banyak contohnya, seperti lisensi West Bandits menjadi Kesatria Bengawan Solo, atau sebelumnya ada NSH menjadi Mountain Gold. Lisensi yang terdaftar itu, 'Eh, tahun depan atau sekarang namanya diganti ya?' Terserah, yang penting kan dia sudah punya hak," ujar Junas.
"Setelah dia (PT Mega Bintang) punya merk itu, digantilah nama lisensinya. Kita tidak pakai Prawira lagi karena secara tim memang sudah dibubarkan, kemudian karena dia sudah membeli merk itu (SM), lisensinya diganti menjadi Satria Muda Bandung," dia melanjutkan.
Adapun lisensi lama Satria Muda yang dimiliki PT ISV, akhirnya dikembalikan kepada PT Bola Basket Indonesia (BBI) karena mereka tidak lagi punya klub basket.
Inilah mengapa klub IBL saat ini hanya tersisa 13, seperti yang terlihat pada kompetisi IBL All Indonesian 2025 di Solo.
Sumber: skor.id
