
Penting Tapi Terlupakan: Anak Sekolah Kurang Sadar Pentingnya Cuci Tangan dengan Sabun
Lifestyle | 2025-06-07 00:58:48
Masih banyak anak sekolah sering melewatkan cuci tangan pakai sabun (CTPS) sehingga masih banyak anak sekolah yang terkena penyakit seperti cacingan dan diare. Hal ini menandakan kurangnya kesadaran anak sekolah akan pentingnya cuci tangan yang benar dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Data Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan bahwa hanya sekitar 43% anak usia 10-14 tahun di Indonesia yang berperilaku cuci tangan dengan benar pada waktu yang tepat, sementara secara umum proporsi penduduk berperilaku cuci tangan benar adalah 49,8%. Sayangnya, kebiasaan sederhana ini masih sering diabaikan, khususnya di kalangan pelajar. Padahal, edukasi kesehatan telah terbukti ampuh meningkatkan pemahaman dan kebiasaan CTPS di sekolah dasar.
Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah langkah mudah, murah, dan berdampak luar biasa bagi kesehatan, kesadaran dan penerapannya di kalangan anak sekolah masih jauh dari ideal. Jadi, ayo kita giatkan lagi! Karena tangan yang bersih hari ini adalah investasi kesehatan untuk masa depan.
Dampak dari kurangnya kesadaran tentang cuci tangan dengan benar dapat menyebabkan berbagai macam penyakit salah satunya cacingan. Seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 2 Hasil penelitian menyebutkan selama 3 bulan terakhir selama penelitian ditemukan 80,4% siswa menderita diare. Bukan hanya dapat berdampak di kesehatan, perilaku tidak cuci tangan dengan benar juga dapat berdampak di akademik seperti absensi meningkat dan akan menyebabkan nilai siswa merosot.
Minimnya edukasi tentang pentingnya cuci tangan, baik dari guru maupun orang tua, menjadi salah satu faktor rendahnya kesadaran anak dalam menjaga kebersihan tangan. Selain itu, fasilitas yang tidak memadai, seperti wastafel kurang, sabun tidak tersedia, atau air tidak mengalir, semakin menghambat praktik cuci tangan (WHO, 2020). Ditambah lagi, persepsi anak yang menganggap tangan mereka "tidak kotor" setelah bermain atau memegang gadget membuat mereka enggan mencuci tangan, padahal bakteri dan virus bisa menempel tanpa terlihat (CDC, 2021).
Faktor yang dapat mendukung perubahan kebiasaan cuci tangan
1. Peran Sekolah ????
- Program "CTPS 6 Langkah" wajib sebelum masuk kelas.
- Poster edukasi menarik di setiap wastafel.
- Reward "Kelas Terdisiplin CTPS" (hadiah kecil bulanan).
2. Kemitraan & Dukungan ????
- Kolaborasi dengan puskesmas/PKK untuk penyuluhan & donasi sabun.
- Pelatihan guru & kader kesehatan sekolah sebagai contoh.
3. Teknologi & Media ????
- Video animasi lucu (30 detik) tentang "Perjalanan Kuman di Tangan" di Instagram/TikTok.
4. Peran Keluarga di Rumah ????
- Orang tua jadi role model: CTPS sebelum makan & pulang ke rumah.
- Sabun & handuk mudah dijangkau (dekat pintu, kamar mandi).
Kesimpulan dari ajakan
1. Investasi Kesehatan Murah & Efektif
- CTPS adalah cara sederhana untuk mencegah penyakit (diare, infeksi saluran pernapasan, dll.) dan mengurangi biaya pengobatan.
2. Kebiasaan Sejak Dini = Manfaat Seumur Hidupo
- Anak yang terbiasa CTPS tumbuh lebih sehat, jarang absen sekolah, dan produktif.
3. Peran Sekolah & Orang Tua Kunci!
- Sekolah: Integrasikan CTPS dalam kegiatan harian (sebelum makan, setelah bermain).
- Orang tua: Jadikan contoh dan sediakan sabun di rumah.
Daftar Pustaka
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Handwashing: A Family Activity.
https://www.cdc.gov/clean-hands/prevention/index.html
Riskesdas. 2018. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3514/1/Laporan%20Riskesdas%202018%20Nasional.pdf
Rosyidah, A. N. (2019). Hubungan Perilaku Cuci Tangan terhadap Kejadian Diare pada Siswa di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 02. Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi (JIKO), 3(1), 10–15.
SehatNegeriku. 2012. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Sederhana yang Berdampak Luar Biasa (Sanitasi Penting karena Turut Menyelamatkan Jiwa). Diakses pada 7 Juni 2025 pukul 00.30. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20121016/505875/ctps-perilaku-sederhana-berdampak-luar-biasa-penting-karena-turut-selamatkan-jiwa/
World Health Organization (WHO). (2020). Water, Sanitation, Hygiene, and Waste Management for COVID-19. https://www.who.int/publications/i/item/WHO-2019-nCoV-IPC-WASH-2020.4
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.